Hai, selamat malam. Gue kembali lagi :)
Dengan diiringi perasaan yang campur aduk, gue harus bisa menstabilkan emosi dulu sebelum lanjutin kisah ini. Yup, kisah gak penting tapi bikin nyiksa.
Terus kalau gak penting, kenapa gue cerita dan post di blog ini? Jawabannya biar batin dan pikiran gue ini plong. Gue tipe orang yang kalau ada masalah, kalau ada uneg-uneg, harus diceritain. Mau itu ke satu orang bahkan lebih, juga cerita ke tuan microsoft word dan nyonya blogspot.
Malam ini gue rada sebel. Setelah stalking seseorang, gue harus menanggung beban juga, beban seorang stalker. Ya gitu lah pokoknya -___-
Oke, mari kita tinggalkan masalah gue pada malam hari ini. Abaikan saja! Kembali kepada kisah si tuan "bisu" itu :)
Voor Dilan by PidiBaiq
Sesungguhnya mesin waktu itu ada, nyata. Sebuah lagu, foto, bahkan aroma bisa membawa kita kembali ke masa lampau.
Hal itu gue rasakan ketika gue dengan asyiknya dengerin lagu Voor Dilan ciptaan salah satu penulis favorit gue berkali-kali. Lagu itu mengingatkan gue pada sosoknya. Sosok yang akan selalu ada.
Tapi Tuhan sangat baiiiiiiiik sekali. Aku dan dia, dia dan aku hanya dipisahkan oleh satu tembok saja. Ya, kelas ku dan kelas dia itu bersebelahan. Aku ingat kebiasaanku yang selalu keluar kelas bila tak ada guru yang masuk, ingat ketika aku dan dia berbincang berdua di depan kelasnya. Ingat juga ketika mata kami saling bertatapan untuk waktu yang lama tanpa tahu tujuan dia dibalik semua itu untuk apa? Sudahlah jangan dijawab, aku menikmatinya.
Dia itu jahat, kalau sedang marah sangat menakutkan. Dia juga memang punya tempramen yang hmm...kurang baik. Jahat karena sering berusaha bercanda denganku dengan cara memukul ringan ke arah kepala dan pundakku. Dulu itu manis ya? hehe
Apakah selalu manis? Tentu, tidak! Ketidakjelasan kami berdua ini membawa pada akhir yang tidak jelas juga.
Pada hari perpisahan sekolah, aku terus mencarinya. Dalam hatiku terus bertanya "Duh.. dia datang gak ya?"
Lama mencari akhirnya sosok lelaki itu, akhirnya kedua mata ku menangkap sosoknya. Berpakaian rapi namun terlihat aneh. haha tidak biasa melihatnya pakai jas. Aku terus menikmati detik-detik terakhir untuk melihat sosok lelaki itu. Ungkapan "harus foto bareng!" pun aku tancapkan dalam hati. Mencari-cari waktu yang pas, kapan aku bisa foto bareng dia? :)
Jahat! Dia memang jahat, sumpah. Ketika aku memintanya untuk bersediakah berfoto bersamaku, dia terlihat enggan. Ntah kenapa? Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya. Berharap lain waktu aku bisa bertemu dengannya, kemudian akan kutanyakan alasan mengapa dia begitu. Aku tak bisa lama-lama larut dalam keadaan sedih, selain acara perpisahan belum selesai, mantan pacarku datang ke sekolah. Tujuan utamanya pasti ingin bertemu dengan ku. Aku bodoh saat itu! Kalian pasti tau dan mengerti, ya aku bercengkrama dan berfoto dengan mantan pacarku itu. Hingga acara perpisahan selesai, aku tak melihatmu lagi setelah kamu tampil keren diatas panggung. Aku ingat dan selalu ingat ketika kamu berusaha menyamakan dirimu dengan SungHa Jung. Haha lucu, juga rindu
Rumit. Sebenarnya yang dulu dialami oleh diriku itu rumit. Itu semua karena aku egois dan tidak tegas. Iyes, aku menyesal :)
Beberapa hari setelah perpisahan, aku tahu kabar. Bagiku ini kabar buruk. Tidak tahu ini benar atau tidak, namun dampaknya terasa sampai sekarang. Ada yang bilang bahwa kamu menyukai gadis lain selain aku, gadis terpopuler dan tercantik selama masa kita SMP, satu kelas denganmu, dan asal kamu tahu sungguh, aku sakit.
Sejak saat itu aku benci! Sejak saat itu pula aku terus bertanya-tanya mengenai kamu dan tingkahmu terhadapku. Sejak saat itu aku sebenarnya ingin bertemu lagi denganmu. Sejak saat itu aku ingin katakan sesuatu padamu.
Saat ini aku masih sering melihat coretan-coretan di blog pribadimu. Banyak cerita yang kamu buat tentang perasaanmu, ntah ditujukan pada siapa. Aku sedikit ragu, mungkin itu untuk gadis cantik, popluer, mantan teman sekelasmu dulu atau bukan, aku tidak tahu? Aku tidak mau berspekulasi dalam ketidakjelasan. Memikirkan kamu saja itu sudah hal rumit, tapi terkadang aku sangat menikmatinya.
Setelah semua itu terjadi, aku sudah sedikit berdamai dengan kenangan masa lalu. Aku membuka hati lagi, ntah kamu saat itu sedang apa dan dimana? Hingga saat ini aku tidak tahu kamu bagaimana kabarmu? Sampai akhirnya aku proklamirkan bahwa "Kamu! Iya kamu. Kamu hanyalah bagian dari masalaluku. Mengenai masa depanku, kamu jangan ikut campur. Bila kamu ingin, beranilah bicara dan ungkapkan sebenarnya apa sih maumu itu?"
Semoga kita bisa cepat bertemu, aku harap kamu masih mau melihatku lagi :)
Terimakasih untuk masa lalunya, aku suka. Dan itu akan selalu :)
Dengan diiringi perasaan yang campur aduk, gue harus bisa menstabilkan emosi dulu sebelum lanjutin kisah ini. Yup, kisah gak penting tapi bikin nyiksa.
Terus kalau gak penting, kenapa gue cerita dan post di blog ini? Jawabannya biar batin dan pikiran gue ini plong. Gue tipe orang yang kalau ada masalah, kalau ada uneg-uneg, harus diceritain. Mau itu ke satu orang bahkan lebih, juga cerita ke tuan microsoft word dan nyonya blogspot.
Malam ini gue rada sebel. Setelah stalking seseorang, gue harus menanggung beban juga, beban seorang stalker. Ya gitu lah pokoknya -___-
Oke, mari kita tinggalkan masalah gue pada malam hari ini. Abaikan saja! Kembali kepada kisah si tuan "bisu" itu :)
Voor Dilan by PidiBaiq
Sesungguhnya mesin waktu itu ada, nyata. Sebuah lagu, foto, bahkan aroma bisa membawa kita kembali ke masa lampau.
Hal itu gue rasakan ketika gue dengan asyiknya dengerin lagu Voor Dilan ciptaan salah satu penulis favorit gue berkali-kali. Lagu itu mengingatkan gue pada sosoknya. Sosok yang akan selalu ada.
***
Tidak berselang lama setelah insiden pecahnya kaca jam dinding itu, aku pun putus dengan pacarku saat itu. Namun ketika aku putus, aku sudah tak bersama dengan dia lagi, si tuan "bisu". Aku dan dia, dia dan aku sudah dipisahkan oleh keputusan wakasek bidang kesiswaan dan kurikulum pada masanya. Aku tidak lagi bisa semeja berdua dengannya, tidak lagi bisa melihat dia setiap saat karena kita berbeda kelas. Sangat disayangkan :)Tapi Tuhan sangat baiiiiiiiik sekali. Aku dan dia, dia dan aku hanya dipisahkan oleh satu tembok saja. Ya, kelas ku dan kelas dia itu bersebelahan. Aku ingat kebiasaanku yang selalu keluar kelas bila tak ada guru yang masuk, ingat ketika aku dan dia berbincang berdua di depan kelasnya. Ingat juga ketika mata kami saling bertatapan untuk waktu yang lama tanpa tahu tujuan dia dibalik semua itu untuk apa? Sudahlah jangan dijawab, aku menikmatinya.
Dia itu jahat, kalau sedang marah sangat menakutkan. Dia juga memang punya tempramen yang hmm...kurang baik. Jahat karena sering berusaha bercanda denganku dengan cara memukul ringan ke arah kepala dan pundakku. Dulu itu manis ya? hehe
Apakah selalu manis? Tentu, tidak! Ketidakjelasan kami berdua ini membawa pada akhir yang tidak jelas juga.
Pada hari perpisahan sekolah, aku terus mencarinya. Dalam hatiku terus bertanya "Duh.. dia datang gak ya?"
Lama mencari akhirnya sosok lelaki itu, akhirnya kedua mata ku menangkap sosoknya. Berpakaian rapi namun terlihat aneh. haha tidak biasa melihatnya pakai jas. Aku terus menikmati detik-detik terakhir untuk melihat sosok lelaki itu. Ungkapan "harus foto bareng!" pun aku tancapkan dalam hati. Mencari-cari waktu yang pas, kapan aku bisa foto bareng dia? :)
Jahat! Dia memang jahat, sumpah. Ketika aku memintanya untuk bersediakah berfoto bersamaku, dia terlihat enggan. Ntah kenapa? Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya. Berharap lain waktu aku bisa bertemu dengannya, kemudian akan kutanyakan alasan mengapa dia begitu. Aku tak bisa lama-lama larut dalam keadaan sedih, selain acara perpisahan belum selesai, mantan pacarku datang ke sekolah. Tujuan utamanya pasti ingin bertemu dengan ku. Aku bodoh saat itu! Kalian pasti tau dan mengerti, ya aku bercengkrama dan berfoto dengan mantan pacarku itu. Hingga acara perpisahan selesai, aku tak melihatmu lagi setelah kamu tampil keren diatas panggung. Aku ingat dan selalu ingat ketika kamu berusaha menyamakan dirimu dengan SungHa Jung. Haha lucu, juga rindu
Rumit. Sebenarnya yang dulu dialami oleh diriku itu rumit. Itu semua karena aku egois dan tidak tegas. Iyes, aku menyesal :)
Beberapa hari setelah perpisahan, aku tahu kabar. Bagiku ini kabar buruk. Tidak tahu ini benar atau tidak, namun dampaknya terasa sampai sekarang. Ada yang bilang bahwa kamu menyukai gadis lain selain aku, gadis terpopuler dan tercantik selama masa kita SMP, satu kelas denganmu, dan asal kamu tahu sungguh, aku sakit.
Sejak saat itu aku benci! Sejak saat itu pula aku terus bertanya-tanya mengenai kamu dan tingkahmu terhadapku. Sejak saat itu aku sebenarnya ingin bertemu lagi denganmu. Sejak saat itu aku ingin katakan sesuatu padamu.
Saat ini aku masih sering melihat coretan-coretan di blog pribadimu. Banyak cerita yang kamu buat tentang perasaanmu, ntah ditujukan pada siapa. Aku sedikit ragu, mungkin itu untuk gadis cantik, popluer, mantan teman sekelasmu dulu atau bukan, aku tidak tahu? Aku tidak mau berspekulasi dalam ketidakjelasan. Memikirkan kamu saja itu sudah hal rumit, tapi terkadang aku sangat menikmatinya.
***
Setelah semua itu terjadi, aku sudah sedikit berdamai dengan kenangan masa lalu. Aku membuka hati lagi, ntah kamu saat itu sedang apa dan dimana? Hingga saat ini aku tidak tahu kamu bagaimana kabarmu? Sampai akhirnya aku proklamirkan bahwa "Kamu! Iya kamu. Kamu hanyalah bagian dari masalaluku. Mengenai masa depanku, kamu jangan ikut campur. Bila kamu ingin, beranilah bicara dan ungkapkan sebenarnya apa sih maumu itu?"
Semoga kita bisa cepat bertemu, aku harap kamu masih mau melihatku lagi :)
Terimakasih untuk masa lalunya, aku suka. Dan itu akan selalu :)
Salam
Aku yang sedang mendengarkan lagu Lucy milik Skillet :)