0

*kelanjutan* Dear Diary (2)

Hai, selamat malam. Gue kembali lagi :)
Dengan diiringi perasaan yang campur aduk, gue harus bisa menstabilkan emosi dulu sebelum lanjutin kisah ini. Yup, kisah gak penting tapi bikin nyiksa.
Terus kalau gak penting, kenapa gue cerita dan post di blog ini? Jawabannya biar batin dan pikiran gue ini plong. Gue tipe orang yang kalau ada masalah, kalau ada uneg-uneg, harus diceritain. Mau itu ke satu orang bahkan lebih, juga cerita ke tuan microsoft word dan nyonya blogspot.

Malam ini gue rada sebel. Setelah stalking seseorang, gue harus menanggung beban juga, beban seorang stalker. Ya gitu lah pokoknya -___-

Oke, mari kita tinggalkan masalah gue pada malam hari ini. Abaikan saja! Kembali kepada kisah si tuan "bisu" itu :)

Voor Dilan by PidiBaiq

Sesungguhnya mesin waktu itu ada, nyata. Sebuah lagu, foto, bahkan aroma bisa membawa kita kembali ke masa lampau.
Hal itu gue rasakan ketika gue dengan asyiknya dengerin lagu Voor Dilan ciptaan salah satu penulis favorit gue berkali-kali. Lagu itu mengingatkan gue pada sosoknya. Sosok yang akan selalu ada.
***
Tidak berselang lama setelah insiden pecahnya kaca jam dinding itu, aku pun putus dengan pacarku saat itu. Namun ketika aku putus, aku sudah tak bersama dengan dia lagi, si tuan "bisu". Aku dan dia, dia dan aku sudah dipisahkan oleh keputusan wakasek bidang kesiswaan dan kurikulum pada masanya. Aku tidak lagi bisa semeja berdua dengannya, tidak lagi bisa melihat dia setiap saat karena kita berbeda kelas. Sangat disayangkan :)

Tapi Tuhan sangat baiiiiiiiik sekali. Aku dan dia, dia dan aku hanya dipisahkan oleh satu tembok saja. Ya, kelas ku dan kelas dia itu bersebelahan. Aku ingat kebiasaanku yang selalu keluar kelas bila tak ada guru yang masuk, ingat ketika aku dan dia berbincang berdua di depan kelasnya. Ingat juga ketika mata kami saling bertatapan untuk waktu yang lama tanpa tahu tujuan dia dibalik semua itu untuk apa? Sudahlah jangan dijawab, aku menikmatinya.

Dia itu jahat, kalau sedang marah sangat menakutkan. Dia juga memang punya tempramen yang hmm...kurang baik. Jahat karena sering berusaha bercanda denganku dengan cara memukul ringan ke arah kepala dan pundakku. Dulu itu manis ya? hehe

Apakah selalu manis? Tentu, tidak! Ketidakjelasan kami berdua ini membawa pada akhir yang tidak jelas juga.

Pada hari perpisahan sekolah, aku terus mencarinya. Dalam hatiku terus bertanya "Duh.. dia datang gak ya?"
Lama mencari akhirnya sosok lelaki itu, akhirnya kedua mata ku menangkap sosoknya. Berpakaian rapi namun terlihat aneh. haha tidak biasa melihatnya pakai jas. Aku terus menikmati detik-detik terakhir untuk melihat sosok lelaki itu. Ungkapan "harus foto bareng!" pun aku tancapkan dalam hati. Mencari-cari waktu yang pas, kapan aku bisa foto bareng dia? :)

Jahat! Dia memang jahat, sumpah. Ketika aku memintanya untuk bersediakah berfoto bersamaku, dia terlihat enggan. Ntah kenapa? Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya. Berharap lain waktu aku bisa bertemu dengannya, kemudian akan kutanyakan alasan mengapa dia begitu. Aku tak bisa lama-lama larut dalam keadaan sedih, selain acara perpisahan belum selesai, mantan pacarku datang ke sekolah. Tujuan utamanya pasti ingin bertemu dengan ku. Aku bodoh saat itu! Kalian pasti tau dan mengerti, ya aku bercengkrama dan berfoto dengan mantan pacarku itu. Hingga acara perpisahan selesai, aku tak melihatmu lagi setelah kamu tampil keren diatas panggung. Aku ingat dan selalu ingat ketika kamu berusaha menyamakan dirimu dengan SungHa Jung. Haha lucu, juga rindu

Rumit. Sebenarnya yang dulu dialami oleh diriku itu rumit. Itu semua karena aku egois dan tidak tegas. Iyes, aku menyesal :)

Beberapa hari setelah perpisahan, aku tahu kabar. Bagiku ini kabar buruk. Tidak tahu ini benar atau tidak, namun dampaknya terasa sampai sekarang. Ada yang bilang bahwa kamu menyukai gadis lain selain aku, gadis terpopuler dan tercantik selama masa kita SMP, satu kelas denganmu, dan asal kamu tahu sungguh, aku sakit.

Sejak saat itu aku benci! Sejak saat itu pula aku terus bertanya-tanya mengenai kamu dan tingkahmu terhadapku. Sejak saat itu aku sebenarnya ingin bertemu lagi denganmu. Sejak saat itu aku ingin katakan sesuatu padamu.

Saat ini aku masih sering melihat coretan-coretan di blog pribadimu. Banyak cerita yang kamu buat tentang perasaanmu, ntah ditujukan pada siapa. Aku sedikit ragu, mungkin itu untuk gadis cantik, popluer, mantan teman sekelasmu dulu atau bukan, aku tidak tahu? Aku tidak mau berspekulasi dalam ketidakjelasan. Memikirkan kamu saja itu sudah hal rumit, tapi terkadang aku sangat menikmatinya.
***

Setelah semua itu terjadi, aku sudah sedikit berdamai dengan kenangan masa lalu. Aku membuka hati lagi, ntah kamu saat itu sedang apa dan dimana? Hingga saat ini aku tidak tahu kamu bagaimana kabarmu? Sampai akhirnya aku proklamirkan bahwa "Kamu! Iya kamu. Kamu hanyalah bagian dari masalaluku. Mengenai masa depanku, kamu jangan ikut campur. Bila kamu ingin, beranilah bicara dan ungkapkan sebenarnya apa sih maumu itu?"

Semoga kita bisa cepat bertemu, aku harap kamu masih mau melihatku lagi :)
Terimakasih untuk masa lalunya, aku suka. Dan itu akan selalu :)


Salam


Aku yang sedang mendengarkan lagu Lucy milik Skillet :)
0

Dear Dairy (2)

Malam hari adalah bagian yang paling mengasyikan dari kehidupan. Kenapa? Simple, karena gue bisa menjalankan tugas profesi gue sebagai seorang sleepyhead. Dan hmm... gue bisa jalan-jalan kemana pun gue suka, melewati kenangan masa, dan akhirnya...galau. Oke sip!

Wait! Where is my glasses?! 

*sudah pakai kacamata*
Di era globalisasi macam sekarang, gue adalah salah satu dari pengguna dan pecinta sosial media, khususnya twitter dan instagram. 
I think twitter is better than facebook, so i deactive my facebook account. 
Sebenarnya selain alasan yang itu, ada alasan lain yang mendukung batin dan pikiran gue untuk menutup akun facebook. Ada satu..dua orang yang membuat perasaan gue gak karuan. Gak mau terluka dan tersiksa lebih jauh, gue pun memutuskan untuk lost contact dengan dia orang. Alasannya karena gue gak mau tahu segala apapun tentang dia lagi. Ntah apa yang udah dilakukan oleh orang-orang itu sehingga pada saat itu gue merasa risih, merasa benci. Cukuplah aku yang tahu, kamu jangan :) #EAAA

Saat ini gue dan dia..dia dan gue memang benar-benar lost contact. Nomor telepon selulernya sudah terhapus sejak lama. Sejak gue membencinya tanpa alasan yang pasti, saat itu alasan gue membencinya hanya karena keegoisan dan "bisu". Gue gak punya pin bb dan id line yang dia miliki. Hanya saling mengikuti di dunia biru yang penuh dengan kicauan. Sesekali melihat blog ciptaan dia, seperti yang gue lakukan beberapa menit yang lalu.
Cerita tentang hal itu otomatis bikin sel-sel syaraf gue bagian tata laksana membongkar berkas-berkas berisi segala sesuatu yang berkaitan antara gue dan dia.. dia dan gue. Kali ini gue biarkan semuanya mengudara dan memasuki alam pikiran dan perasaan gue tanpa kehilangan rasa sayang terhadap someone special gue yang malam ini sedang sibuk berkutat dengan tugas remedialnya.

Efek samping dari akan berakhirnya masa kegiatan belajar mengajar adalah jadi penggangguran. Gak ada tugas dan gak perlu memahami materi ulangan. Awesome! 
Setelah ngirim email ke diri gue sendiri *gak punya kabel data USB* gue pergi menjelajahi dunia maya lewat laptop satu-satunya yang gue miliki. Tujuan pertama tentu twitter, kedua youtube, dan balik lagi ke twitter. Iseng, gue pun menghampiri kolom "search" dan mulai mengetik usernamenya. Nihil, dia memang kurang aktif. Dia lebih aktif di facebook, mungkin ingin menghindari sosok gue haha

Dilanjutkan dengan membuka blog kepunyaannya, sama. Belum diupdate kembali. Gue pun asik membaca sesuatu yang pernah dibaca untuk yang kesekian kalinya. Sampai pada tulisan mengenai hujan, gue berhenti, gak mau membaca nya lebih. Gue merasa cukup. Cukup sakit mengingat apa yang gue udah lakukan ke dia. Ya dulu gue egois, dan dia "bisu" seperti penderita aleksitimia. 
Sulit mengungkapkan emosi apalagi isi hati.
Tahun 2012
Kami ada di tempat yang sama dengan ratusan siswa-siswi lainnya. Menunggu giliran untuk disebutkan namanya. Sampai pada akhirnya kami tahu bahwa kami akan berbarengan selama satu tahun. Pada saat itu lah gue lebih tahu tentang dia. Gue gak cuma akrab dengan dia, gue juga akrab dengan sahabat-sahabatnya. Diantara gadis-gadis yang lain, gue beruntung karena bisa dekat dengan dia. Gue peduli, amat peduli.

Banyak serpihan memori yang muncul ketika gue inget dia.
Gue inget ketika dia minta maaf, terus-terusan minta maaf karena udah ngebentak gue dan bikin gue nangis. Kejadiannya di pagi hari, seharian gue gak ngomong sama dia. Pulang sekolah dia ngechat gue, bilang minta maaf. Gue lupa apakah gue ngebales chatnya atau enggak? Yang jelas keesokan harinya sahabat-sahabatnya nyuruh gue buat maafin kelakuan dia dan ya gue baikan sama dia. Haha it's funny.
Gue juga inget ketika kita (gue, dia dan sahabatnya) ngobrolin nama dia yang unik. Ternyata nama unik itu pemberian dari kakeknya. Inget juga ketika gue dan dia duduk semeja buat ngerjain tugas bareng. Karena panik bentar lagi mau dikumpulin pensil gue jatoh, terus kan gue nunduk buat ngambil tu pensil setelah dapet, mungkin karena buru-buru duggg kepala gue membentur meja, Dia tahu, sambil ngejawab soal dia ngejekin gue. Kurang ajar emang!
Gue dan dia..dia dan gue sempet smsan juga, hehe sampai malam kami berbalas pesan. Membahas adik kecilnya yang berkelakuan aneh, gareng-petruk-bagong, dan diakhir untuk pertama kalinya dia bisa seperti itu kepada perempuan, mengucapkan "GNAHAND". I always remember.
Lalu, gue juga inget ketika dia ngelakuin hal bodoh yang bikin tangannya luka, berdarah. Apa-apaan maksudnya nonjok kaca jam dinding?! Gak habis pikir! Sahabat dia bilang "Anggap aja kaca jam itu pacarnya si Hana". Ya, sebenernya gue dan dia deket pas gue udah punya pacar. Gue gak pernah cerita tentang pacar gue ke dia. Dulu gue gak ngerti kode, dulu dia super cuek dan orangnya "bisu". Gue gak ngertiin perasaan dia. Untuk itulah sampai saat ini gue ngerasa bersalah.

*bersambung*
0

Dear Diary (1)

Kamis malam Jum'at.
Setiap malam gue rasa selalu sama. Sibuk berkutat dengan telepon genggam milik sendiri, buku yang berharap banget dibaca dan diperhatiin terus sama gue, juga laptop yang kebanyakan isinya film-film berguna untuk membunuh rasa sepi yang kadang merasuki tubuh mungil ini.
Jangan dikira tubuh mungil ini punya hati dan pikiran yang mungil juga. Salah...
Gue selalu yakin kalo gue harus punya hati yang besar (besar disini bukan berarti besar segede toren -air -__- tapi lebih ke legowo gituuu) dan harus punya pikiran seorang visioner (gue sendiri gak begitu paham kenapa nulis kalimat ini?)

Ntah sejak kapan percisnya tiap malem gue ya gini.... nunggu muncul sms dari seseorang nan jauh dimata ingin gue tendang juga dihati tapi gak tegaaa? -__- (kebohongan telah terdeteksi)
Maka dari itu gue cerita disini sambil menyelam minum air, nunggu sms dari dia. Iyaaaa dia tukang servis laptop :| 
Someone in somewhere over the rainbow mungkin nyeletuk kek gini "ngapain nunggu sms? Masih zaman?"
Gue juga kadang suka mikir dan gak nemu alasan yang tepat buat ngejawab pertanyaan itu. Ya emang gue orangnya gak mau ambil pusing, gak mau ribet, gue berusaha buat ikutin alurnya aja. Ngambaaaaaang~
Toh alhamdulillah gue masih sehat, hati apa kabar? Ya! Tambal teruuuus hahaha

Mungkin lain kali gue bakal cerita tentang si tukang servis laptop ini. Lain kali ya berarti bukan sekarang saudara :D
Gue terlalu sibuk, sibuk merindukan dia yang jarang banget gue temui, duhai tukang servis laptopkuuu. Kasian~

Eh, dia sms! Dia sms! Minta kopi katanya. Gak bisa lama-lama nih. Yaudah bhaaaay!

#edisitulisangakpenting
0
Jika aku ditawari satu permintaan, ya satu saja! Aku ingin semua keluargaku sehat, benar-benar tak ada penyakit dalam tubuh mereka. Cukup itu saja :)
0
Untuk kamu yang membaca quote ini, berhentilah menyakiti dirimu sendiri dengan menganggap batin yang terluka itu baik-baik saja. Kamu pun berhak bahagia!
 
Copyright © Miss Cracker's diary